Bagaiamanakah kehidupan di Malaysia? Berapakah cost hidup sepanjang tinggal di Malaysia? Bagaimana system pendidikannya? Mungkin saja inilah segelintir pertanyaan yang nampak dipikiran kita saat mendengar negara Malaysia. Negara yang disebut salah satu negara tetangga yang kerap juga di sebut dengan negri jiran. Alhamdulillah sekarang ini saya memperoleh peluang untuk menimba pengetahuan di negri jiran ini. Oleh karenanya pada kesempatan ini saya bakal sedikit menjawab perihal sebagian pertanyaan yang mungkin saja nampak dipikiran Anda seperti yang telah saya tuliskan diatas.
Malaysia adalah salah satu negara tetangga Indonesia. Bila dibanding dengan indonesia, jumlah masyarakat di Indonesia semakin banyak di banding dengan jumlah masyarakat di Malaysia. Untuk kehidupan di Malaysia, menurut pengalaman saya selama ini tak jauh lain dengan kehidupan di Indonesia. Mungkin saja cuma saja bhs yang dipakai keseharian yaitu bhs melayu. Akan tetapi untuk bhs dalam perkuliahan sepanjang saya ikuti pendidikan di Malaysia, dosen mengajar memakai bhs inggris. Kenapa sekian? Lantaran di kampus yang saya menempati, sangat banyak pelajar asing yang belajar disini, dari mulai Jepang, India, serta Thailand, serta termasuk juga saya dari Indonesia. Oleh karenanya janganlah kaget bila orang Malaysia memiliki kekuatan bhs inggris yang cukup bagus.
Cost Hidup di Malaysia
Tentang cost hidup di Malaysia, saya sendiri untungnya tinggal di daerah yang cost hidupnya relatif murah. Daerah tempat saya tinggali yaitu di daerah parit raja, johor.
Untuk cost makan di sini saya menggunakan duit sejumlah 3-5 ringgit malaysia. Untuk yang penassaran berapakah nilai mata duit Malaysia bila dikonversi ke Indonesia, silakan googling saja yaa. Jadi satu hari makan menggunakan lebih kurang 15 ringgit. Akan tetapi untuk Anda terus dapat menghematnya.
penampakan jalanan di daerah batu pahat
System Pendidikan
Untuk system pendidikannya di sini tidak sama dengan system pendidikan di Indonesia. Di sini sesudah siswa lulus SMA, siswa itu mesti ikuti matrikulasi terlebih dulu sepanjang setahun di sebagian instansi tuntunan belajar yang telah disiapkan pemerintah. Barulah kemudian bisa meneruskan di kampus.
disinilah saya menimba ilmu
Oke mungkin saja sampai disini sepintas perihal Malaysia yang sesungguhnya masih tetap jauh dari kata komplit. Mungkin saja dalam sekian hari lalu bila ada saat bakal saya cobalah up-date yang lebih komplit lagi.